Ketika Haris Menulis Tentangku

Hari ini aku ingin berbagi cerita tentang temanku, namanya Haris. Aku belum bertemu dengannya, tapi bolehkah kalau kupanggil dia teman? Dia adalah seorang penulis buku, yang cukup terkenal di era belasan. Pengalaman menarikku bersama teman baikku, Haris ini, terekam dalam grup WhatsApp  yang namanya Writer's Block bersama Rido, Vindy, dan Vivie.

Grup ini dibentuk lantaran kami sama-sama merintis sebagai penulis novel, namun pada waktu itu mandeg, alias yang sering disebut Writer's Block. Atas kesamaan itulah maka kami putuskan untuk membentuk grup WA. Anehnya, kami sama-sama lahir di tahun 1992, dengan bulan yang berbeda namun runut.

Dulu, kami sering berbagi ide dan cerita dalam grup ini. Setiap anggota memiliki kesibukan unik masing-masing. Haris juga pernah cerita di blognya, bahwa Rido sibuk dengan pencariannya akan Pokemon di sepanjang Asia Tenggara, Vindy yang terkenal dengan dance cover lagu Cari Pokemon di YouTube, dan Vivie yang sibuk dengan permainan Werewolf di Telegram sambil mempromosikan novel India karyanya yang akan segera terbit. Sementara aku, menemukan kesempatan baru dalam dunia digital melalui jualan kuota di sosial media, yang kemudian membuka pintu untuk kerjasama dengan beberapa brand dalam mengkampanyekan produk mereka.

Namun, yang membuatku tersenyum adalah bagaimana Haris sering kali menggambarkan kisah-kisahku dalam tulisan-tulisannya di blognya. Awalnya, aku penasaran mengapa Haris tertarik untuk mengangkat cerita-cerita kecil tentangku ini.  Sempat kesel, karena aku merasa diperolok dan membuatku merasa jadi orang paling buruk dibanding yang lain. Namun, seiring waktu, aku menyadari bahwa ini adalah bentuk apresiasi Haris terhadap persahabatan kami.

Haris adalah sosok yang cerdas dan kreatif. Ia mampu menangkap momen-momen berharga dan menghidupkannya dalam cerita yang menghibur dan mendalam. Melalui tulisannya, aku bisa melihat diriku dari sudut pandang yang berbeda, dan ini membuatku merasa dihargai sebagai teman.

Beberapa tahun lalu, Haris membuat tulisan yang cukup menggelitik, membahas latar belakangku ketika menulis biodata sebagai "lelaki gingsul yang menyukai semua jenis film, semua jenis musik, semua jenis makanan." yang sebenarnya menurutku tidak ada yang aneh dari kalimat itu. Tapi bukan Haris namanya kalau tidak melihat dari sudut pandang yang lain, dia tentu saja, tidak melewatkan kesempatan untuk menyisipkan candaannya yang bakal mengundang banyak komentar di blognya.

Lihat saja ini:

Ini tangkapan layar dari blog Haris yang berjudul Roast of Hadi Kurniawan


Dalam tulisannya itu, Haris bahkan mengusulkan untuk menambahkan kata-kata "semua jenis kelamin" di akhir kalimat, dengan bayangan lucu bahwa aku bisa menjadi pansexual. Haris juga menyoroti kegemaranku terhadap berbagai genre film yang mungkin termasuk tontonan kontroversial seperti seri film The Human Centipede, atau rutinitas santai menonton Barbie Fairytopia bersama keponakan-keponakan.

Selain itu, Haris menggambarkan betapa aku memiliki selera musik yang sangat luas dari jazz hingga dangdut koplo, dan kegemaranku pada berbagai macam makanan yang membuatnya mengatakan aku bisa memakan segalanya. Haris pun mengambil momen ketika aku bangga dengan gigi gingsulku dan bahkan pernah dibandingkan dengan karakter Ubed dari "Preman Pensiun", yang sebenarnya justru membuatku tersenyum dan merasa entah apa.

Ubed dari "Preman Pensiun" yang dimaksud Haris


Tentang selera musikku yang bervariasi, aku menganggapnya sebagai keberuntungan karena bisa menikmati beragam genre musik yang berbeda, seperti jazz, keroncong, dan bahkan dangdut koplo yang sudah disebut dalam tulisannya itu. Jadi ingat, beberapa tahun lalu, saat aku masih 20an awal, aku sempat heran dengan masmas usia 30an yang sering cover lagu JKT48 di Soundcloud. Dan ketika aku sekarang 30an, aku malah sekarang yang jadi penikmat lagu JKT48 dan tak jarang pula aku cover di aplikasi Smule.

Balik ke Haris lagi. Melalui tulisan Haris itu, aku menyadari betapa berharganya memiliki teman seperti dia yang mampu menangkap esensi keunikan dan menghidupkannya dalam cerita yang menghibur. Terima kasih, Haris, karena telah menambahkan warna dalam perjalanan persahabatan kita dengan cara yang tak terlupakan.

Kepada Haris

Jika tulisan ini sampai kepadamu, Ris. Aku cuma bisa bilang, memang benar aku doyan makanan dari berbagai jenis. Namun, bukan karena rakus, melainkan karena merasa setiap makanan memiliki rasa dan keunikan tersendiri, sama seperti cerita-cerita menarik yang sering kamu tulis.

Tulisanmu tentang "gak ganteng, tapi gingsulan" membuatku tersenyum. Aku percaya bahwa keunikan dan kebanggaan terletak pada menerima diri apa adanya, termasuk memiliki gigi gingsul yang menjadi ciri fisik gigiku.

Dan, terima kasih telah mengabadikan momen-momen bersamaku dalam tulisanmu. Semoga kita terus bisa bertukar cerita dan menjaga persahabatan yang berharga ini. Untungnya sih aku kenal kamu ya waktu itu. Coba kalau sekarang, gak bakalan lucu kalau kamu bakal menulisku sebagai seorang Guru SD yang tidak pernah menebak nasibnya.

Persahabatan adalah ketika kita bisa menertawakan diri sendiri bersama orang lain tanpa merasa dihakimi.

www.pakgurumaur.my.id www.pakgurumaur.my.id www.pakgurumaur.my.id www.pakgurumaur.my.id www.pakgurumaur.my.id
Hadi

Halo, saya Hadi. Terimakasih telah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa tinggalkan jejak, agar saya dapat mengunjungimu balik.

10 Komentar

Saya menghargai setiap komentar yang kamu berikan. Maka jangan pernah sungkan untuk meninggalkan komentarmu. Untuk kepentingan bisnis, silakan hubungi saya via email di wawantjara@gmail.com

Salam!

Lebih baru Lebih lama