Pernah denger istilah laporan keuangan tapi langsung pusing duluan? Tenang, kamu nggak sendiri. Padahal, laporan keuangan itu penting banget buat ngerti gimana kondisi sebuah bisnis—apakah dia lagi cuan atau malah megap-megap karena rugi. Nah, biar kamu gak cuma ngerti teori, yuk kita bahas satu-satu jenis laporan keuangan dengan cara yang santai dan gampang dicerna.
1. Laporan Laba-Rugi (Profit & Loss / Income Statement)
Oke, kita mulai dari laporan yang paling hits: laporan laba-rugi. Fungsinya? Simpel: ngasih tau apakah perusahaan kamu untung atau buntung dalam periode tertentu—biasanya bulanan, kuartalan, atau tahunan.
Bayangin kamu jualan sneakers. Dari tanggal 1 sampai 31 Januari, kamu dapet pemasukan Rp1.200.000. Tapi, buat dapetin itu kamu harus beli stok seharga Rp800.000. Nah, selisih antara penjualan dan biaya barang itulah yang disebut laba kotor.
Tapi tunggu, itu belum selesai.
Masih ada biaya operasional, kayak:
-
Gaji karyawan: Rp100.000
-
Sewa tempat: Rp50.000
-
Penyusutan barang: Rp25.000
-
Listrik, internet, dan lain-lain: total Rp227.000
Setelah dikurangin semuanya, kamu dapet laba operasional sebesar Rp173.000. Itu hasil akhir dari usaha kamu di bulan Januari. Dari sini, kamu bisa analisis: Apakah ini bagus? Perlu hemat di mana? Atau justru waktunya ekspansi?
Cara ngukurnya juga bisa dua:
-
Bandingin sama perusahaan sejenis (benchmarking).
-
Bandingin sama kinerja bulan lalu. Laba naik? Good job! Turun? Saatnya evaluasi.
2. Neraca (Balance Sheet)
Kalau laporan laba rugi itu cerita soal perjalanan keuangan selama satu periode, neraca itu kayak foto snapshot kondisi keuangan pada satu tanggal tertentu.
Misalnya, per 31 Januari 2022, PT. Jag punya:
-
Kas: Rp300.000
-
Piutang (tagihan ke pelanggan): Rp850.000
-
Stok barang: Rp2.500.000
-
Aset tetap kayak tanah, bangunan, mesin: total Rp21.100.000
Semua itu disebut aktiva alias harta.
Di sisi lain, perusahaan juga punya yang namanya pasiva alias kewajiban dan modal, kayak:
-
Utang dagang: Rp4.000.000
-
Utang pajak dan sewa: Rp1.400.000
-
Utang bank: Rp5.000.000
-
Modal pemilik dan laba ditahan: sisanya
Intinya, total harta harus selalu balance dengan total kewajiban dan ekuitas. Kalau nggak balance, berarti ada yang salah entri.
Fungsi neraca? Ngasih tau kamu seberapa besar harta yang dikelola, dan dari mana asalnya—utang atau modal sendiri.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan ini sekarang udah jarang berdiri sendiri, karena biasanya udah disatukan dalam bagian ekuitas di neraca. Tapi fungsinya penting juga, yaitu buat nyatet perubahan nilai modal pemilik, termasuk laba ditahan (laba yang belum dibagi) dan modal tambahan.
Contoh singkat: Kalau awalnya modal Rp17.000.000 dan selama Januari untung Rp173.000, maka di akhir bulan modal kamu jadi Rp17.173.000. Gampang, kan?
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement)
Nah, ini laporan favorit para investor: laporan arus kas. Fungsinya buat ngasih info, duit benerannya ke mana aja sih?
Karena laporan laba rugi dan neraca itu pakai sistem akrual (ngitung duit yang belum tentu udah diterima), kamu tetap perlu laporan arus kas buat ngelihat: duit yang beneran masuk dan keluar berapa.
Laporan ini dibagi jadi tiga bagian:
A. Aktivitas Operasional
Ini aktivitas inti: jualan, bayar gaji, bayar listrik, dll.
-
Kas masuk: Rp2.200.000
-
Kas keluar: Rp2.000.000
-
Kas bersih: Rp200.000
B. Aktivitas Investasi
Termasuk beli aset atau jual aset.
-
Kas masuk: Jual surat berharga Rp800.000
-
Kas keluar: Beli kendaraan & renovasi gedung Rp900.000
-
Kas bersih: -Rp100.000
C. Aktivitas Pendanaan
Kayak terima modal baru atau bayar utang.
-
Kas masuk: Jual saham Rp400.000
-
Kas keluar: Bayar dividen & utang bank Rp300.000
-
Kas bersih: Rp100.000
Total arus kas bersih: Rp200.000
Saldo awal kas (misalnya dari bulan Desember): Rp100.000
Jadi, saldo akhir kas di bulan Januari: Rp300.000
Sama persis kayak yang tertulis di neraca. Artinya, semuanya nyambung dan valid.
Kesimpulan: Gimana, Masih Takut Lihat Laporan Keuangan?
Kalau kamu baca dari awal sampai akhir, selamat! Sekarang kamu udah punya gambaran tentang empat laporan keuangan utama:
-
Laporan laba rugi buat ngukur performa bisnis dalam periode tertentu.
-
Neraca buat tau posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.
-
Laporan perubahan modal buat liat pergerakan ekuitas pemilik.
-
Laporan arus kas buat tahu ke mana duit beneran mengalir.
Memang, menyusun laporan ini gak segampang membacanya. Tapi buat kamu yang mau terjun ke dunia bisnis, ngerti laporan keuangan itu ibarat skill wajib. Mau kamu jadi CEO startup, freelance desainer, atau pemilik toko online—laporan keuangan adalah cermin dari bisnis kamu sendiri.
So, daripada bingung lihat angka-angka doang, mending mulai latihan baca dan pahami satu per satu. Lama-lama, kamu bukan cuma ngerti laporan keuangan, tapi juga bisa ambil keputusan bisnis yang lebih well-informed.